Senin, 11 Januari 2016

Posted by Unknown
2 comments | 17.18



Oleh : Dian Bela Fitri Utami

Miris adalah kata yang sesuai untuk menggambarkan penggunaan bahasa Indonesia
di negara Indonesia. Bagaimana tidak, kita telah mengetahui bahwa Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Dapat kita ketahui dari buku atau media lainnya bahwa pada waktu itu Soekarno mengatakan “bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa internasional” (Philia, 2011:1).  Kata-kata itu bukan hanya sekedar kata-kata, tetapi kata-kata itu harus menjadi motivasi untuk kita agar  dapat mewujudkan harapan itu. Akan tetapi, untuk mencapai  tujuan tersebut, harus ada usaha dari diri kita sendiri dan juga orang lain. Seperti kita ketahui bahwa saat ini bahasa Indonesia sedang mengalami goncangan. Goncangan ini dapat menghambat keinginan kita untuk menjadi bahasa internasional. Namun, kendala utamanya justru bukan berasal dari bahasa Indonesia itu sendiri, melainkan dari sikap penuturnya. Kedudukan bahasa Indonesia di rumahnya sendiri masih belum optimal. Perkembangan negatif bahasa Indonesia saat ini adalah maraknya penggunaan bahasa yang tidak baku dan bahasa alay yang sulit dipahami di kalangan remaja, contohnya kata “sangat” menjadi kata “beud”. Situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter mempunyai peran yang cukup penting dalam penyebaran bahasa “alay” seperti kata “beud”, “keleus”, “gue”, “loe” dan lain sebagainya yang marak di lingkungan remaja .Remaja menggunakan media seperti situs jejaring sosial sebagai tempat untuk mendemokrasikan kata-kata sesuka hati dan disusun secara individual. Kebanyakan dari  mereka mengganggap bahasa Indonesia terlalu kaku, tidak bebas dan terasa kurang akrab. Mereka lebih menyukai bahasa baru yang dikenal dengan bahasa gaul yang merupakan campuran dari bahasa daerah, bahasa asing, dan bahasa Indonesia.
Setyani (2011:35) menjelaskan terdapat dua faktor yang menjadi tantangan bagi kedudukan bahasa Indonesia, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang menjadi tantangan bagi perkembangan bahasa Indonesia adalah kehadiran bahasa daerah yeng  cenderung  digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi sehari-hari. Apalagi jika bahasa daerah tersebut memiliki potensi yang kuat untuk mempengaruhi masyarakat-masyarakat lain untuk ikut menggunakannya. Seperti bahasa daerah suku Betawi (Jakarta). Jakarta sebagai kota metropolitan memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan daerah-daerah lain di Indonesia. Oleh karena itu, tidak heran jika budaya budaya khas suku Betawi, khususnya bahasa Betawi kerap dijadikan masyarakat sebagai bahasa baku yang sebenarnya itu sangat bertentangan dengan kaidah Bahasa Indonesia, misalnya pengunaan kata “gimana, kayak apa”. 
Faktor eksternal yang menjadi tantangan bagi bahasa Indonesia adalah kehadiran bahasa internasional.  Untuk melakukan interaksi dan menjalin hubungan dengan negara lain, kita perlu menguasai bahasa Inggris sebagai sarana untuk berkomunikasi yang dapat mengakibatkan kecenderungan masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, untuk menggeserkan nilai-nilai, peran dan kedudukan bahasa Indonesia. Selain itu, ada kecenderungan juga untuk mulai menggantikan bahasa Indonesia dengan bahasa internasional tersebut. Hal ini memunculkan sikap negatif masyarakat terhadap bahasa Indonesia. Memang tidak salah jika kita mempelajari dan mendalami bahasa Inggris atau bahasa internasional lainnya Karena itu merupakan pengetahuan dan keterampilan (skill) yang perlu kita kembangkan dan itu memang sangat dibutuhkan untuk karir kita di masa yang akan datang. Akan tetapi, yang perlu digarisbawahi adalah bagaimana kita, sebagai warga negara yang menghargai warisan budaya bangsa, untuk tetap bisa menjaga dan melestarikan bahasa persatuan Indonesia itu supaya senantiasa menjadi lambang jati diri bangsa dan tidak hanyut terbawa arus modernisasi. Bila perlu, bahasa Indonesia  dapat kita kembangkan menjadi salah satu bahasa internasional di dunia.
Kemudian, berdasarkan faktor tersebut penulis akan menjelasakan bagaimana agar masyarakat Indonesia senantiasa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta mempertahan bahasa Indonesia agar tidak tergeser oleh bahasa gaul, sebagai berikut:
Pertama, cara yang paling utama dalam penanaman pembiasaan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar yaitu dimulai dari lingkungan keluarga. Orang tua lah yang menjadi peran utama dalam mendidik anak-anaknya dalam berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain. Sedini mungkin orang tua membiasakan anak-anaknya untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga kebiasaan itu terus di praktekan oleh setiap anggota keluarga, baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Kedua, yaitu Adanya Pembinaan Bahasa Indonesia Melalui Peran Media Massa. Media massa selama ini dijadikan konsumsi sehari-hari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, menempatkan media massa sebagai salah satu upaya pembinaan bahasa Indonesia adalah hal yang tepat, karena melalui media massa masyarakat yang tersebar luas itu dapat membaca atau mendengarkan secara langsung bahasa Indonesia yang digunakan oleh media massa tersebut. Jika bahasa Indonesia yang digunakan tersebut adalah bahasa Indonesia yang benar, berarti secara tidak langsung pula masyarakat telah diarahkan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang benar pula. Bahasa Indonesia yang digunakan dalam media massa sangat mempengaruhi kebiasaan berbahasa para pembaca media massa tersebut. Jika bahasa Indonesia yang digunakan dalam media massa tersebut tidak sesuai dengan kaidah, maka hal ini akan merusak penggunaan bahasa Indonesia.
Muhyidin (2010:6) menjelaskan untuk memperbaiki penggunaan bahasa Indonesia oleh kalangan media massa dapat dilakukan dengan adanya pembinaan dari Pusat Bahasa. Bagi praktisi media massa di daerah, pembinaan ini dapat dilakukan oleh Balai Bahasa atau Kantor Bahasa yang tersebar di tiap provinsi. Pembinaan ini dilakukan kepada para redaktur penyunting, dan jika perlu dilakukan pada para reporter radio dan televisi. Dengan adanya pembinaan ini mudah-mudahan penggunaan bahasa Indonesia oleh kalangan media massa akan lebih baik lagi. Jika penggunaan bahasa Indonesia oleh kalangan media massa sudah mengikuti kaidah yang berlaku, diharapkan hal ini akan membawa hal positif terhadap pembinaan bahasa Indonesia. Kebiasaan menonton televisi atau memdengarkan radio, membaca surat kabar yang disampaikan dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar secara tidak langsung akan membentuk sikap cinta pada bahasa Indonesia. Selanjutnya, sikap senang mendengarkan radio, menoton televisi atau membaca surat kabar secara bertahap akan menumbuhkan kebiasaan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dalan wujud lisan maupun tulisan.
Ketiga, peran serta dalam lingkungan pendidikan.seperti kita ketahui, saat ini banyak sekali sekolah yang gencar-gencarnya menjadikan bahasa inggris menjadi bahasa yang wajib dikuasai.  Berkaitan dengan penggunaan bahasa Inggris di sekolah berstandar internasional, pihak Departemen Pendidikan Nasional telah menyatakan sikapnya. Hal ini ditegaskan oleh Sudibyo (2008a) bahwa sekolah berstandar internasional harus menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam pengajaran mata pelajaran di sekolah. Selanjutnya, Sudibyo (2008b) menyatakan bahwa bahasa Inggris hanya dapat digunakan di sekolah bertaraf internasional untuk mata pelajaran teknologi. Kemudian usaha yang dapat dilakukan dilingkungan pendidikan ini yaitu Pemerintah lebih menekankan perbaikan kurikulum pada mata pelajaran Bahasa Indonesia serta meningkatkan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dan di perguruan tinggi. Para siswa dan mahasiswa dapat diberikan tugas praktik berbahasa Indonesia dalam bentuk dialog dan monolog pada kegiatan bermain drama, dalam bentuk diskusi kelompok, penulisan artikel dan makalah dan juga dalam bentuk penulisan sastra seperti cerita pendek dan puisi. Dengan praktik-praktik berbahasa Indonesia, dapat mengembangkan kreativitas berbahasa Indonesia mereka dan juga dapat membiasakan mereka berbahasa Indonesia secar baik dan benar.
Keempat, adanya peran serta Pemerintah dalam membentuk suatu undang-undang kebahasaan. Dengan adanya undang-undang penggunaan bahasa diharapkan masyarakat Indonesia mampu menaati kaidahnya agar tidak mencintai bahasa gaul di negeri sendiri. Sebagai contoh nyata, banyak orang asing yang belajar bahasa Indonesia merasa bingung saat mereka berbicara langsung dengan orang Indonesia asli, karena Bahasa yang mereka pakai adalah formal, sedangkan kebanyakan orang Indonesia berbicara dengan bahasa informal dan gaul. Selain itu Pemerintah ikut serta dalam menekankan penggunaan Bahasa Indonesia dalam film-film produksi Indonesia. Baik film layar lebar maupun sinetron. Dengan penggunaan Bahasa Indonesia secara benar oleh para pelaku dalam film nasional yang diperankan aktor dan aktris idola masyarakat, masyarakat luas juga akan mengunakan Bahasa Indonesia seperti para idola mereka (Goals, 2013).
Kelima, yaitu adanya peran serta mahasiswa sebagai agen perubahan. Peran mahasiswa secara umum yaitu dengan mengadakan suatu sosialisasi di lingkungan masyarakat sekita, khusus nya pada masyarakat pedalaman. Usaha ini sebagai bukti pengabdian kepada masyarakat dan Negara. Sosialisasi ini bertujuan Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi penerus bangsa ini, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus diutamakan penggunaannya. Dengan demikian, mereka lebih mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar daripada bahasa gaul. Penyadaran ini dapat dilakukan oleh para orang tua di rumah kepada anak-anak mereka. Dapat pula dilakukan oleh para guru kepada para siswa mereka. Selain itu, pihak pemerintah dapat bertindak secara bijak dalam menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia di negara kita.
Jika dilihat dari prodi penulis, yaitu Teknologi Pendidikan, dapat memberi suatu peran dan solusi dalam mengajak masyarakat sekitar untuk berbahasa dengan baik dan benar dengan cara menciptakan suatu video edukatif dan game edukatif yang lebih fokus sasaran untuk anak-anak dan remaja. Video edukasi ini menampilkan berupa film yang mengandung unsur kebahasaan dan bersifat mendidik dengan tetap menampilkan beberapa hiburan sehingga anak-anak akan tertarik untuk melihatnya. Dengan demikian, secara tidak langsung anak akan ikut mempraktekan menggunakan bahasa Indonesia yag baik dan benar dengan tuntunan video tersebut. Begitu juga dengan game edukatif, karena zaman semakin berkembang, kita dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman tersebut, untuk itu bagi remajadan anak berusia 14 tahun kebawah dapat memanggunakan gadgetnya untuk bermain game yang bersifat mendidik. Jadi game tersebut terdapat permainan yang dapat mengolah daya pikir seseorang dengan bahasa dan kata. Misalkan menentukan kalimat baku, penempatan tanda baca, melengkapi kalimat rumpang dll.
Jadi kita sebagai bangsa Indonesia harus mempunyai rasa ingin mempertahankan bahasa kita sendiri yaitu bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bagaimana kita mau mencapai cita-cita bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, jika didalam diri kita sendiri tidak ada kemauan  untuk memajukan bahasa bangsa ini. Maka, langkah awal kita setidaknya kita dapat bangga dengan bahasa Indonesia, yang kemudian akan membuat  kemajuan untuk mendorong bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional. Kita juga harus ingat bahwa bangsa Indonesia mempunyai angan-angan yang tinggi terhadap bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional. Maka dari itu, kita harus mencintai bahasa Indonesia agar tidak hanya sekedar “angan-angan” saja.

DAFTAR PUSTAKA.

Goals, Sugono. 2013. solusi agar bahasa indonesia yang baik dan benar dapat dikembalikan lagi terutama pada remaja.  Di unduh di http://Set.Your.Goals.solusi.agar.bahasa.indonesia.yang.baik.dan.benar.dapat.dikembalikan.lagi.terutama.pada.remaja.html pada 12 Desember 2015.

Muhyidin, Asep. 2010. Masa Depan Bahasa  Indonesia Sebagai  Pemersatu Bangsa Dalam Bingkai Multikulturalisme. Banten.

Philia, Zeamaey. 2011. Angan Bahasa Indonesia di Zaman Berdebu. Yogyakarta.
Setyani, Reni. 2011. Kiprah  Bahasa Indonesia di Kancah Global. Yogyakarta.

Sudibyo, Bambang. 2008a. Bahasa Indonesia Wajib Dipakai di Sekolah Internasional. Media Indoensia, Edisi 17 Februari 2008.  

Sudibyo, Bambang. 2008b. Bahasa Inggris Hanya untuk Pelajaran Sains dan Teknologi. Kompas, Edisi 18 Februari 2008

2 komentar:

  1. jika judul blog mematuhi aturan penulisan yang benar akan lebih keren

    BalasHapus
  2. 11bet Casino Review - Virtual Sports Betting
    For instance, 11bet you fun88 vin can place bets on Horse Racing using the Betway Virtual Sports Betting App. If クイーンカジノ you're playing on the

    BalasHapus

Blogroll

About