Rabu, 04 November 2015

Posted by Unknown
No comments | 22.56


Oleh Dian Bela Fitri Utami

            Dalam penyusunan karya ilmiah terdapat ragam bahasa yang harus kita pelajari. Ragam ilmiah adalah ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Ragam ini ditandai dengan adanya ketentuan-ketentuan baku, seperti aturan ejaan, piliihan kata, penggunaan kalimat, dan pengembangan paragraf. Dalam bahasa Indonesia kebakuan bahasa diukur dengan Pedoman Umum Tata Bentukan Istilah, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tata Baku Bahasa Indonesia, Pedoman Pengindonesiaan Istilah Asing, dan Ketentuan-Ketentuan lain yang berbentuk selebaran dari Pusat Bahasa. Penjelasan lebih lanjut masalah ragam ilmiah disampaikan pada sub bab bahasa dalam karya ilmiah.

            Bahasa Indonesia ragam ilmiah menurut Moeliono dalam Doyin dan Wagiran (2011:137-138) memiliki siri-ciri sebagai berikut :
1.      Bersifat formal dan objektif
2.      Lazimnya menggunakan sudut pandang orang ketiga dengan kalimat pasif
3.      Menggunakan titik pandang gramatik yang bersifat konsisten.
4.      Menggunakan istilah khusus dalam bidang keilmuan yang sesuai.
5.      Tingkat formalitas ragam bahasa bersifat resmi.
6.      Bentuk wacana yang digunakan adalah ekspositori/eksposisi, bukan argumentasi, narasi, atau deskripsi.
7.      Gagasan diungkapkan dengan lengkap, jelas, ringkas, dan tepat.
8.      Menghindari ungkapan yang bersifat ekstrem dan emosional.
9.      Menghindari kata-kata yang mubazir.
10.  Bersifat moderat.
11.  Digunakan sebagai alat komunikasi dengan pikiran dan bukan dengan perasaan.
12.  Ukuran panjang kalimat sedang.
13.  Penggunaan majas sangat dibatasi.
14.  Lazim dilengkapi dengan gambar, diagram, peta, daftar, dan tabel.
15.  Menggunakan unsur-unsur mekanis secara tepat, seperti ejaan, lambang singkatan, dan rujukan.

             Berkaitan dengan ciri ragam ilmiah,Suparno (1984:1-14) mengemukakan tujuh ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah, yakni (1) bernalar, (2) lugas dan jelas, (3) berpangkal tolak pada gagasan dan bukan pada penulis, (4) formal dan objektif, (5) ringkas dan padat, (6) konsisten, (7) mengguakan istilah-istilah teknis. 
         Sebagai bahan perbandingan, perlu pula diperhatikan ciri ragam bahasa ilmiah yang dikemukakan oleh Ramlan, dkk dalam Doyin dan Wagiran (2011:138) yakni (1) baku, (2) menggunakan istilah teknis, (3) lebih berkomunikasi dengan pikiran daripada dengan perasaan (4) padu dalam hubungan gramatikal, (5) logis dalam hubungan semantis, (6) mengutamakan penggunaan kalimat pasif untuk mengutamakan peristiwa daripada kalimat aktif yang mengutamakan pelaku, dan (7) konsisten dalam banyak hal (penggunaan istilah tanda baca, dan kata ganti). 


Atas dasar pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa secara umum ciri ragam bahasa ilmiah adalah sebagai berikut :
      Menggunakan Diksi Yang Tepat.
Untuk mendayagunakan diksi atau pilihan kata secara tepat perlu diperhatikan ketepatan dan kesesuaian diksi. Ketepatan pemilohan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca,  seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis.
Ketepatan diksi akan menyangkut pula masalah makna kata. Ketepatan makna kata menuntut kesadaran penulis untuk mengetahui bagaimana hubungan antara bentuk bahasa (kata) dan referensinya, yaitu apakah bentuk yang dipilih sudah cukup lengkap untuk mendukung maksud penulis atau masih memerlukan penjelasan tambahan. Persoalan kedua dalam pendayagunaan kata adalah kecocokan atau kesesuaian. Perbedaan antara ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakupi soal kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan tertentu. Kedua, dalam persoalan ketepatan,kita bertanya apakah pilihan kata yang dipakai sudah setepat-tepatnya, sehingga tidak akan menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis dan pembaca. Sedangkan dalam persoalan kecocokan atau kesesuaian, kita mempersoalkan apakah pilihan kata dan gaya bahasa yang dipergunakan tidak merusak suasana atau menyinggung perasaan orang yang hadir.
2    Menggunakan Ejaan yang Benar.
           
Ejaan yang benar dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang sesuai dengan EYD. EYD terbaru telah diresmikan penggunaanya tanggal 22 Februari 2010 yang lalu. Hal-hal yang berkaitan dengan EYD antara lain mencakupi penggunaan huruf (kapital, miring, tebal), penggunaan tanda baca (titik, koma, titik koma), penggunaan angka dan bilangan, penggunaan unsur serapan.  
      Menggunakan Kalimat Efektif.
Diksi yang tepat akan membantu membentuk kalimat yang efektif. Kalimat dikatakan efektif,  apabila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan pesan berlangsung dengan sempurna. Sebuah kalimat yang efektif mempersoalkan bagaimana ia dapat mewakili secara tepat isi pikiran atau perasaan penulis atau pembicara secara segar dan sanggup menarik perhatian pembaca atau pendengar terhadap apa yang dibicarakan. Kalimat yang efektif memiliki kemampuan atau tenaga menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca identik dengan apa yang dipikirkan pembicara atau penulis.

Menggunakan Paragraf yang Padu dan Koherensif.
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Paragraf merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang berkaitan dengan membentuk gagasan atau topik tersebut. Jadi paragraf adalah bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran. Paragraf yang baik hendaknnya memenuhi tiga syarat, yaitu (1) memiliki kesatuan, dan (2) memiliki kepaduan, dan (3) memiliki isi yang memadai.
 
      Daftar Pustaka
Doyin, Mukh & Wagiran. (2011). Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang:Unnes Press.
Suparno. (2000). Langkah-Langkah Penulisan Artikel Ilmiah. Makalah dalam Pelatihan Penulisan Artikel yang diselenggarakan oleh JIP IKIP Malang 2000.
      







 



1.     


0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About