Oleh Dian Bela
Fitri Utami
Dalam
penyusunan karya ilmiah terdapat ragam bahasa yang harus kita pelajari. Ragam
ilmiah adalah ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah. Ragam ini ditandai dengan adanya ketentuan-ketentuan baku, seperti
aturan ejaan, piliihan kata, penggunaan kalimat, dan pengembangan paragraf.
Dalam bahasa Indonesia kebakuan bahasa diukur dengan Pedoman Umum Tata Bentukan
Istilah, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tata Baku Bahasa Indonesia, Pedoman
Pengindonesiaan Istilah Asing, dan Ketentuan-Ketentuan lain yang berbentuk
selebaran dari Pusat Bahasa. Penjelasan lebih lanjut masalah ragam ilmiah
disampaikan pada sub bab bahasa dalam karya ilmiah.
Bahasa Indonesia ragam ilmiah
menurut Moeliono dalam Doyin dan Wagiran (2011:137-138) memiliki siri-ciri
sebagai berikut :
1.
Bersifat
formal dan objektif
2.
Lazimnya
menggunakan sudut pandang orang ketiga dengan kalimat pasif
3.
Menggunakan
titik pandang gramatik yang bersifat konsisten.
4.
Menggunakan
istilah khusus dalam bidang keilmuan yang sesuai.
5.
Tingkat
formalitas ragam bahasa bersifat resmi.
6.
Bentuk
wacana yang digunakan adalah ekspositori/eksposisi, bukan argumentasi, narasi,
atau deskripsi.
7.
Gagasan
diungkapkan dengan lengkap, jelas, ringkas, dan tepat.
8.
Menghindari
ungkapan yang bersifat ekstrem dan emosional.
9.
Menghindari
kata-kata yang mubazir.
10. Bersifat moderat.
11. Digunakan sebagai alat komunikasi dengan pikiran dan
bukan dengan perasaan.
12. Ukuran panjang kalimat sedang.
13. Penggunaan majas sangat dibatasi.
14. Lazim dilengkapi dengan gambar, diagram, peta, daftar,
dan tabel.
15. Menggunakan unsur-unsur mekanis secara tepat, seperti
ejaan, lambang singkatan, dan rujukan.
Berkaitan dengan ciri ragam ilmiah,Suparno (1984:1-14)
mengemukakan tujuh ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah, yakni (1) bernalar, (2)
lugas dan jelas, (3) berpangkal tolak pada gagasan dan bukan pada penulis, (4)
formal dan objektif, (5) ringkas dan padat, (6) konsisten, (7) mengguakan
istilah-istilah teknis.
Sebagai bahan perbandingan, perlu pula diperhatikan ciri
ragam bahasa ilmiah yang dikemukakan oleh Ramlan, dkk dalam Doyin dan Wagiran
(2011:138) yakni (1) baku, (2) menggunakan istilah teknis, (3) lebih
berkomunikasi dengan pikiran daripada dengan perasaan (4) padu dalam hubungan
gramatikal, (5) logis dalam hubungan semantis, (6) mengutamakan penggunaan
kalimat pasif untuk mengutamakan peristiwa daripada kalimat aktif yang
mengutamakan pelaku, dan (7) konsisten dalam banyak hal (penggunaan istilah
tanda baca, dan kata ganti).
Atas dasar pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa secara umum ciri ragam bahasa ilmiah adalah sebagai berikut :
Menggunakan Paragraf yang Padu dan Koherensif.
Atas dasar pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa secara umum ciri ragam bahasa ilmiah adalah sebagai berikut :
Menggunakan
Diksi Yang Tepat.
Untuk
mendayagunakan diksi atau pilihan kata secara tepat perlu diperhatikan
ketepatan dan kesesuaian diksi. Ketepatan pemilohan kata mempersoalkan
kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada
imajinasi pembaca, seperti apa yang
dipikirkan atau dirasakan oleh penulis.
Ketepatan
diksi akan menyangkut pula masalah makna kata. Ketepatan makna kata menuntut
kesadaran penulis untuk mengetahui bagaimana hubungan antara bentuk bahasa
(kata) dan referensinya, yaitu apakah bentuk yang dipilih sudah cukup lengkap
untuk mendukung maksud penulis atau masih memerlukan penjelasan tambahan. Persoalan
kedua dalam pendayagunaan kata adalah kecocokan atau kesesuaian. Perbedaan antara
ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakupi soal kata mana yang akan
digunakan dalam kesempatan tertentu. Kedua, dalam persoalan ketepatan,kita
bertanya apakah pilihan kata yang dipakai sudah setepat-tepatnya, sehingga
tidak akan menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis dan pembaca.
Sedangkan dalam persoalan kecocokan atau kesesuaian, kita mempersoalkan apakah
pilihan kata dan gaya bahasa yang dipergunakan tidak merusak suasana atau
menyinggung perasaan orang yang hadir.
2
Menggunakan
Ejaan yang Benar.
Ejaan yang benar dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang
sesuai dengan EYD. EYD terbaru telah diresmikan penggunaanya tanggal 22
Februari 2010 yang lalu. Hal-hal yang berkaitan dengan EYD antara lain
mencakupi penggunaan huruf (kapital, miring, tebal), penggunaan tanda baca
(titik, koma, titik koma), penggunaan angka dan bilangan, penggunaan unsur
serapan.
Menggunakan
Kalimat Efektif.
Diksi
yang tepat akan membantu membentuk kalimat yang efektif. Kalimat dikatakan
efektif, apabila mampu membuat proses
penyampaian dan penerimaan pesan berlangsung dengan sempurna. Sebuah kalimat
yang efektif mempersoalkan bagaimana ia dapat mewakili secara tepat isi pikiran
atau perasaan penulis atau pembicara secara segar dan sanggup menarik perhatian
pembaca atau pendengar terhadap apa yang dibicarakan. Kalimat yang efektif
memiliki kemampuan atau tenaga menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran
pendengar atau pembaca identik dengan apa yang dipikirkan pembicara atau
penulis.
Menggunakan Paragraf yang Padu dan Koherensif.
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan
suatu gagasan atau topik. Paragraf merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang
berkaitan dengan membentuk gagasan atau topik tersebut. Jadi paragraf adalah
bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh
dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran. Paragraf yang baik hendaknnya
memenuhi tiga syarat, yaitu (1) memiliki kesatuan, dan (2) memiliki kepaduan,
dan (3) memiliki isi yang memadai.
Daftar
Pustaka
Doyin, Mukh & Wagiran. (2011). Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang:Unnes
Press.
Suparno. (2000). Langkah-Langkah
Penulisan Artikel Ilmiah. Makalah dalam Pelatihan Penulisan Artikel yang
diselenggarakan oleh JIP IKIP Malang 2000.
1.
0 komentar:
Posting Komentar