Minggu, 27 Desember 2015

Posted by Unknown
No comments | 04.38
Oleh Dian Bela Fitri Utami


Pada kesempatan ini, penulis akan sedikit beragi ilmu tentang Artikel Ilmiah Berbasis Penelitian. artikel ini di adopsi dari E-book teman-teman hebat saya, yaitu Umi Wahidatun M, Dkk. Ayoo kita
belajar bareng tentang artikel ilmiah.
Dewasa ini dalam dunia pendidikan di dalam dan di luar negeri, para akademisi dituntut untuk memiliki kemampuan menerapkan langkah-langkah ilmiah dalam menjawab pertanyaan atau menyelesaikan masalah sesuai dengan bidang keilmuan yang mereka kaji. Penerapan langkah ilmiah dalam mengupas sebuah masalah, penyusunan laporan, serta diseminasi terhadap apa yang telah dihasilkan, terutama dalam bentuk artikel ilmiah belakangan ini menjadi tuntutan yang mengemuka sebagai salah satu syarat penyelesaian studi. Bagian ini akan memaparkan konsep-konsep penting terkait artikel ilmiah berbasis penelitian beserta struktur yang umumnya digunakan dalam penulisannya.
A.    Pengertian artikel ilmiah
Artikel ilmiah berbasis penelitian adalah bentuk tulisan yang memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Dapat dikatakan bahwa artikel jenis ini merupakan bentuk ringkasan laporan penelitian yang dikemas dalam struktur yang lebih ramping. Pada dasarnya artikel jenis ini dapat dibagi ke dalam dua kategori, yakni (1) artikel yang memuat kajian hasil penelusuran pustaka, dan (2) artikel yang berisikan ringkasan hasil penelitian yang memang dilakukan oleh penulis secara langsung.
1.              Struktur umum artikel ilmiah
   Pada dasarnya sistematika penyusunan artikel ilmiah cenderung mengikuti pola yang serupa. Kecuali untuk artikel yang berbasis kajian pustaka, kebanyakan artikel dan jurnal ilmiah yang melaporkan hasil penelitian yang ditulis dalam bahasa Inggris cenderung mengikuti pola AIMRaD (Abstract,  Introduction, Method,  Results, and  Discussion) beserta variasinya. Apabila diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia kurang lebih pola ini menjadi APeMTeP (Abstrak, Pendahuluan, Metode Penelitian, Temuan, dan Pembahasan). Bagian yang umumnya muncul setelah pembahasan adalah simpulan, rekomendasi, atau implikasi hasil penelitian.
Untuk artikel yang menyajikan hasil penelurusan pustaka, sitematika yang umumnya diikuti adalah setelah penulisan abstrak dan pendahuluan, bagian metode penelitian, temuan dan pembahasan diganti dengan poin-poin teori atau konsep yang dihasilkan dari penelusuran pustaka yang telah dilakukan. Bagian ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa sub bagian antara dua atau lebih sub bagian, menyesuaikan dengan kerumitan topik yang dibahas dalam artikel yang ditulis. 

Contoh artikel ilmiah  
Contoh-contoh artikel ilmiah dapat banyak ditemukan di berbagai jurnal ilmiah cetak maupun online, baik itu di dalam maupun di luar kampus. Karena alasan hak cipta, pada pedoman ini tidak melampirkan secara khusus contoh artikel ilmiah. Silakan membaca contoh-contoh artikel ilmiah berbasis penelitian pada jurnal-jurnal yang relevan dengan bidang keilmuan masing-masing.  
 
2.      Kerangka artikel ilmiah
Artikel hasil penelitian ialah artikel ilmiah yang disajikan sebagai hasil penelitian lapangan yang yang dilandasi dengan kajian teoretis terhadap hasil penelitian terdahulu. Arikel jenis ini dapat berdasarkan hasil penelitian kualitatif ataupun penelitian kuantitatif. Artikel hasil penelitian menurut Hartley Dalam Prasetyo,dkk. (11:2015)  terdiri atas (1) judul, (2) nama penulis dan lembaga asal, (3) abstrak dan kata kunci, (4) pendahuluan, (5) metodologi, (6) hasil, (7) bahasan, (8) simpulan, (9) catatan akhir, dan (10) daftar rujukan.

a.       Judul Judul (title)
Artikel hasil penelitian hendaknya informatif, lengkap, tidak terlalu panjang, yaitu antara 5 sampai dengan 15 kata. Judul artikel hasil penelitian memuat variabel yang diteliti atau kata kunci yang menggambarkan masalah yang diteliti. Judul artikel yang berbahasa Indonesia diikuti dengan terjemahannya dalam bahasa Inggris, yang ditulis tepat di baris setelah judul yang berbahasa Indonesia. 
B.  KENDALA SOSIAL BUDAYA 
DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT PEDESAAN 
(Socio-Cultural Constraints in Developing Rural Comunities)
b.      Nama Penulis dan Lembaga Asal
Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain apapun. Nama lembaga tempat bekerja penulis dicantumkan sebagai catatan kaki di halaman pertama artikel. Jika artikel ditulis oleh dua orang atau lebih, semua ditulis secara berurutan mulai dengan penulis utama. Apabila semua penulis berasal dari lembaga yang sama, nama lembaga asal hanya ditulis sekali. Namun, apabila penulis berasal dari lembaga yang berlainan, semua nama lembaga asal penulis harus dicantumkan sebagai catatan kaki, mulai dengan lembaga asal penulis utama dengan penanda bintang (*).
c.       Abstrak dan Kata Kunci 
Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang gagasan terpenting di dalam artikel. Gagasan itu antara lain mencakupi masalah, tujuan, prosedur penelitian (untuk penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang subjek yang diteliti), dan ringkasan hasil penelitian sebagai tekanannya. Abstrak yang mendahului artikel berbahasa Indonesia hendaknya ditulis dalam bahasa inggris, sedangkan untuk artikel yang berbahasa Inggris dilengkapi dengan abstrak berbahasa Indonesia. Panjang abstrak antara 50 sampai dengan 75 kata dan ditulis dalam satu paragraf. Dengan ketikan berspasi tunggal menggunakan format yang lebih sempit daripada teks utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk 1,2 cm). Abstrak diikuti dengan Kata Kunci (Key Words) yang merupakan kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang diteliti atau istilah yang menggambarkan gagasa pokok artikel. Kata kunci dapat berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci dalam artikel ilmiah antara 3 sampai dengan 5 buah. Kata ini diperlukan untuk penelusuran lebih lanjut ke  dalam  sistem  informasi   dan  telekomunikasi  menggunakan  teknologi internet.
d.      Pendahuluan
Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah kata kunci. Bagian ini menyajikan gagasan pokok yang paling sedikit terdiri atas empat bagian: (1) latar belakang penulisan artikel, (2) masalah , (3) tujuan penelitian, dan (4) sistematika artikel. Keempat gagasan tersebut ditulis dalam bentuk paragraf yang memperlihatkan adanya koherensi antara gagasan satu dengan gagasan yang lain. Karena pendahuluan memuat gagasan teoretis mengenai suatu perkara, kajian pustaka dibutuhkan untuk mendukung penyampaian gagasan tadi. Sebab itu, bagian ini harus disertai dengan rujukan kepada berbagai sumber yang terpercaya. Jumlah rujukan harus proporsional (tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak). Gagasan teoretis harus disajikan secara ringkas, padat, dan langsung mengenai masalah yang diteliti. Aspek yang dibahas dapat mencakupi aspek histories, landasan teori atau aspek lain. Gagasan teoretis mengarahkan pembaca ke rumusan masalah yang dilengkapi dengan rencana pemecahannya dan rumusan tujuan.
e.       Metodologi
Metodologi diartikan sebagai kumpulan metode yang digunakan untuk membuat desain penelitian, menentukan jenis dan jumlah sample, menarik data, dan mengolah atau menganalisis data. Dalam rangka penulisan artikel, pada dasarnya, bagian ini menyajikan cara pelaksanaan penelitian. Uraian disajikan dalam beberapa paragraf tanpa sub-bagian, atau pemilahan ke dalam sub-bagian. Bagian ini hanya memuat hal yang pokok saja; uraian rinci tentang rancangan penelitian tidak perlu disajikan di dalam artikel ilmiah. Materi pokok bagian metodologi adalah cara pengumpulan data, sumber data, cara analisis data. Dengan perkataan lain, bagian ini antara lain berisi keterangan tentang populasi dan sampel (atau subjek), instrumen pengumpul data, rancangan penelitian (terutama jika digunakan raancangan yang cukup kompleks seperti rancangan eksperimental), dan teknik analisis data. Penelitian yang mendasari penulisan artikel menggunakan alat dan bahan perlu dilengkapi dengan sajian tentang spesifikasi alat dan bahan. Spesifikasi alat menggambarkan tingkat kecanggihan alat, sedangkan spesifikasi bahan juga perlu diberikan karena penelitian ulang dapat berbeda dengan penelitian terdahulu apabila spesifikasi bahan yang digunakan berbeda. Untuk penelitian kualitatif perlu ditambahkan uraian mengenai kehadiran peneliti, subjek penelitian, keterangan tentang informan, cara menggali data penelitian, lokasi penelitian, dan lama penelitian. Perlu pula disajikan uraian mengenai pengecekan keabsahan hasil penelitian.
f.       Hasil
Hasil adalah bagian utama artikel ilmiah. Karena itu, bagian ini biasanya merupakan bagian terpanjang. Bagian ini menyajikan hasil analisis data yang dilaporkan secara bersih. Untuk artikel hasil penelitian kuantitatif, proses analisis data (seperti perhitungan statistik, tabel yang panjang, sampel yang berlebihan, dan sebagainya) tidak perlu disajikan. Proses pengujian hipotesis pun tidak perlu disajikan, termasuk pembandingan antara koefisien yang ditemukan dalam analisis dengan koefisien dalam tabel statistik. Dengan perkataan lain, yang dimuat di dalam artikel hanya hasil analisis dan hasil pengujian hipotesis. Hasil analisis boleh disajikan dengan tabel atau grafik asalkan dalam bentuk yang ringkas, jelas dan tidak mengganggu alur piker di dalam teks. Jika ke dalam sajiak disertakan tabel dan/atau grafik untuk memperjelas sajian verbal, keduanya harus diberi judul dengan komentar yang memadai walaupun komentar tersebut tidak harus dilakukan per tabel atau grafik. Apabila hasil yang disajikan cukup panjang, penyajian bisa dilakukan dengan memilah bagian ini menjadi subbagian sesuai dengan penjabaran masalah penelitian. Sebaliknya, apabila bagian ini pendek, semua sajian bisa berupa gabungan pembahasan. Untuk artikel hasil penelitian kualitatif, bagian hasil memuat deskripsi, eksplanasi, analisis, sintesis, diskusi, perbandingan dan sebagainya yang tersaji rinci dalam bentuk subtopik yang masing-masing berkaitan langsung dengan fokus penelitian.
g.      Bahasan
Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan bahasan: (1) memecahkan masalah penelitian atau menunjukkan pencapaian tujuan penelitian, (2) menafsirkan temuan dan menarik inferensi berdasarkan temuan itu, (3) mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan, dan (4) menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang saudah ada. Untuk menunjukkan terjadinya pemecahan masalah atau pencapaian tujuan penelitian, harus hasil penelitian disimpulkan secara eksplisit. Misalnya, jika dinyatakan bahwa penelitian bertujuan mengetahui perbedaan penggunaan antara satu strategi dan stgrategi lain dalam pembelajaran bahasa asing, dalam bagian pembahasan perbedaan itu haruslah diuraikan secara rinci dengan bukti yang memadai. Penafsiran terhadap temuan dilakukan dengan menggunakan logika dan teori yang ada. Misalnya ditemukan adanya hubungan antara strategi pembelajaran dan prestasi siswa, dapat ditafsirkan bahwa strategi dapat berpengaruh besar terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Temuan diintegrasikan ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dengan jalan membandingkan temuan itu dengan temuan penelitian sebelumnya, dengan teori yang sudah ada, atau dengan kenyataan di lapangan. Pembandingan harus disertai rujukan yang sesuai. Jika penelitian yang menjadi dasar penulisan artikel berupa telaah teori (penelitian dasar), teori yang lama bisa dikonfirmasi atau ditolak, sebagian atau seluruhnya. Penolakan teori harus disertai dengan modifikasi atau rumusan teori baru. Untuk penelitian kualitatif, bagian ini dapat pula memuat gagasan peneliti, kaitan antarkategori dan antardimensi, dan posisi temuan atau penelitian terhadap temuan dan teori sebelumnya.
h.      Simpulan
Simpulan menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil dan pembahasan. Berdasarkan uraian pada kedua bagian itu, dikembangkan pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian tersebut. Simpulan disajikan dalam bentuk deskripsi verbal, dan bukan dalam bentuk angka. Simpulan dapat diikuti dengan saran yang disusun berdasarkan simpulan. Saran bisa merujuk kepada tindakan praktis, pengembangan teoritis, dan penelitian lanjutan. Simpulan dan saran dapat pula disebut bagian penutup.
i.        Catatan Akhir.
Pada dasarnya, catatan akhir dalam artikel ilmiah berupa keterangan tambahan yang diberikan kepada istilah khusus, nama tokoh, nama lembaga, tahun tertentu, simbol, dan sebagainya yang termuat di dalam artikel. Pencantuman catatan akhir ini dilakukan dengan alasan bahwa walaupun dibutuhkan dan dianggap penting, cacatan tambahan dapat dianggap mengganggu tampilan nas pokok jika disisipkan ke dalamnya.
j.        Daftar Rujukan 
      Daftar rujukan (references) harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikan dalam nas artikel ilmiah. Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam nas. Demikian pula semua rujukan yang disebutkan dalam nas harus disajikan dalam daftar rujukan. Tata cara penulisan rujukan sudah kita pelajari dalam postingan sebelumnya.
 


0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About