Pada kesempatan ini, penulis akan sedikit beragi ilmu tentang Artikel Ilmiah Berbasis Penelitian. artikel ini di adopsi dari E-book teman-teman hebat saya, yaitu Umi Wahidatun M, Dkk. Ayoo kita
belajar bareng tentang artikel ilmiah.
belajar bareng tentang artikel ilmiah.
Dewasa
ini dalam dunia pendidikan di dalam dan di luar negeri, para akademisi dituntut
untuk memiliki kemampuan menerapkan langkah-langkah ilmiah dalam menjawab
pertanyaan atau menyelesaikan masalah sesuai dengan bidang keilmuan yang mereka
kaji. Penerapan langkah ilmiah dalam mengupas sebuah masalah, penyusunan
laporan, serta diseminasi terhadap apa yang telah dihasilkan, terutama dalam
bentuk artikel ilmiah belakangan ini menjadi tuntutan yang mengemuka sebagai
salah satu syarat penyelesaian studi. Bagian ini akan memaparkan konsep-konsep
penting terkait artikel ilmiah berbasis penelitian beserta struktur yang
umumnya digunakan dalam penulisannya.
A. Pengertian
artikel ilmiah
Artikel ilmiah berbasis
penelitian adalah bentuk tulisan yang memaparkan hasil penelitian yang telah
dilakukan. Dapat dikatakan bahwa artikel jenis ini merupakan bentuk ringkasan
laporan penelitian yang dikemas dalam struktur yang lebih ramping. Pada
dasarnya artikel jenis ini dapat dibagi ke dalam dua kategori, yakni (1)
artikel yang memuat kajian hasil penelusuran pustaka, dan (2) artikel yang
berisikan ringkasan hasil penelitian yang memang dilakukan oleh penulis secara
langsung.
1. Struktur
umum artikel ilmiah
Pada
dasarnya sistematika penyusunan artikel ilmiah cenderung mengikuti pola yang
serupa. Kecuali untuk artikel yang berbasis kajian pustaka, kebanyakan artikel
dan jurnal ilmiah yang melaporkan hasil penelitian yang ditulis dalam bahasa
Inggris cenderung mengikuti pola AIMRaD (Abstract, Introduction, Method, Results, and
Discussion) beserta variasinya. Apabila diadaptasi ke dalam bahasa
Indonesia kurang lebih pola ini menjadi APeMTeP (Abstrak, Pendahuluan, Metode
Penelitian, Temuan, dan Pembahasan). Bagian yang umumnya muncul setelah
pembahasan adalah simpulan, rekomendasi, atau implikasi hasil penelitian.
Untuk artikel yang menyajikan hasil penelurusan
pustaka, sitematika yang umumnya diikuti adalah setelah penulisan abstrak dan
pendahuluan, bagian metode penelitian, temuan dan pembahasan diganti dengan
poin-poin teori atau konsep yang dihasilkan dari penelusuran pustaka yang telah
dilakukan. Bagian ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa sub bagian antara dua
atau lebih sub bagian, menyesuaikan dengan kerumitan topik yang dibahas dalam
artikel yang ditulis.
Contoh
artikel ilmiah
Contoh-contoh
artikel ilmiah dapat banyak ditemukan di berbagai jurnal ilmiah cetak maupun
online, baik itu di dalam maupun di luar kampus. Karena alasan hak cipta, pada
pedoman ini tidak melampirkan secara khusus contoh artikel ilmiah. Silakan
membaca contoh-contoh artikel ilmiah berbasis penelitian pada jurnal-jurnal
yang relevan dengan bidang keilmuan masing-masing.
2. Kerangka
artikel ilmiah
Artikel
hasil penelitian ialah artikel ilmiah yang disajikan sebagai hasil penelitian
lapangan yang yang dilandasi dengan kajian teoretis terhadap hasil penelitian
terdahulu. Arikel jenis ini dapat berdasarkan hasil penelitian kualitatif
ataupun penelitian kuantitatif. Artikel hasil penelitian menurut Hartley Dalam Prasetyo,dkk. (11:2015) terdiri atas (1) judul,
(2) nama penulis dan lembaga asal, (3) abstrak dan kata kunci, (4) pendahuluan,
(5) metodologi, (6) hasil, (7) bahasan, (8) simpulan, (9) catatan akhir, dan
(10) daftar rujukan.
a. Judul
Judul (title)
Artikel hasil penelitian hendaknya
informatif, lengkap, tidak terlalu panjang, yaitu antara 5 sampai dengan 15
kata. Judul artikel hasil penelitian memuat variabel yang diteliti atau kata
kunci yang menggambarkan masalah yang diteliti. Judul artikel yang berbahasa
Indonesia diikuti dengan terjemahannya dalam bahasa Inggris, yang ditulis tepat
di baris setelah judul yang berbahasa Indonesia.
B.
KENDALA SOSIAL BUDAYA
DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT
PEDESAAN
(Socio-Cultural Constraints in
Developing Rural Comunities)
b. Nama
Penulis dan Lembaga Asal
Nama penulis artikel
ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain apapun. Nama lembaga
tempat bekerja penulis dicantumkan sebagai catatan kaki di halaman pertama
artikel. Jika artikel ditulis oleh dua orang atau lebih, semua ditulis secara
berurutan mulai dengan penulis utama. Apabila semua penulis berasal dari
lembaga yang sama, nama lembaga asal hanya ditulis sekali. Namun, apabila
penulis berasal dari lembaga yang berlainan, semua nama lembaga asal penulis
harus dicantumkan sebagai catatan kaki, mulai dengan lembaga asal penulis utama
dengan penanda bintang (*).
c.
Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak
berisi pernyataan ringkas dan padat tentang gagasan terpenting di dalam
artikel. Gagasan itu antara lain mencakupi masalah, tujuan, prosedur penelitian
(untuk penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang subjek yang diteliti),
dan ringkasan hasil penelitian sebagai tekanannya. Abstrak yang mendahului
artikel berbahasa Indonesia hendaknya ditulis dalam bahasa inggris, sedangkan
untuk artikel yang berbahasa Inggris dilengkapi dengan abstrak berbahasa
Indonesia. Panjang abstrak antara 50 sampai dengan 75 kata dan ditulis dalam
satu paragraf. Dengan ketikan berspasi tunggal menggunakan format yang lebih
sempit daripada teks utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk 1,2 cm).
Abstrak diikuti dengan Kata Kunci (Key Words) yang merupakan kata pokok yang
menggambarkan daerah masalah yang diteliti atau istilah yang menggambarkan
gagasa pokok artikel. Kata kunci dapat berupa kata tunggal atau gabungan kata.
Jumlah kata kunci dalam artikel ilmiah antara 3 sampai dengan 5 buah. Kata ini
diperlukan untuk penelusuran lebih lanjut ke
dalam sistem informasi
dan telekomunikasi menggunakan
teknologi internet.
d. Pendahuluan
Pendahuluan
tidak diberi judul, ditulis langsung setelah kata kunci. Bagian ini menyajikan
gagasan pokok yang paling sedikit terdiri atas empat bagian: (1) latar belakang
penulisan artikel, (2) masalah , (3) tujuan penelitian, dan (4) sistematika
artikel. Keempat gagasan tersebut ditulis dalam bentuk paragraf yang
memperlihatkan adanya koherensi antara gagasan satu dengan gagasan yang lain.
Karena pendahuluan memuat gagasan teoretis mengenai suatu perkara, kajian
pustaka dibutuhkan untuk mendukung penyampaian gagasan tadi. Sebab itu, bagian
ini harus disertai dengan rujukan kepada berbagai sumber yang terpercaya.
Jumlah rujukan harus proporsional (tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu
banyak). Gagasan teoretis harus disajikan secara ringkas, padat, dan langsung
mengenai masalah yang diteliti. Aspek yang dibahas dapat mencakupi aspek
histories, landasan teori atau aspek lain. Gagasan teoretis mengarahkan pembaca
ke rumusan masalah yang dilengkapi dengan rencana pemecahannya dan rumusan
tujuan.
e.
Metodologi
Metodologi
diartikan sebagai kumpulan metode yang digunakan untuk membuat desain
penelitian, menentukan jenis dan jumlah sample, menarik data, dan mengolah atau
menganalisis data. Dalam rangka penulisan artikel, pada dasarnya, bagian ini
menyajikan cara pelaksanaan penelitian. Uraian disajikan dalam beberapa
paragraf tanpa sub-bagian, atau pemilahan ke dalam sub-bagian. Bagian ini hanya
memuat hal yang pokok saja; uraian rinci tentang rancangan penelitian tidak
perlu disajikan di dalam artikel ilmiah. Materi pokok bagian metodologi adalah
cara pengumpulan data, sumber data, cara analisis data. Dengan perkataan lain,
bagian ini antara lain berisi keterangan tentang populasi dan sampel (atau
subjek), instrumen pengumpul data, rancangan penelitian (terutama jika
digunakan raancangan yang cukup kompleks seperti rancangan eksperimental), dan
teknik analisis data. Penelitian yang mendasari penulisan artikel menggunakan
alat dan bahan perlu dilengkapi dengan sajian tentang spesifikasi alat dan
bahan. Spesifikasi alat menggambarkan tingkat kecanggihan alat, sedangkan
spesifikasi bahan juga perlu diberikan karena penelitian ulang dapat berbeda
dengan penelitian terdahulu apabila spesifikasi bahan yang digunakan berbeda.
Untuk penelitian kualitatif perlu ditambahkan uraian mengenai kehadiran
peneliti, subjek penelitian, keterangan tentang informan, cara menggali data
penelitian, lokasi penelitian, dan lama penelitian. Perlu pula disajikan uraian
mengenai pengecekan keabsahan hasil penelitian.
f. Hasil
Hasil
adalah bagian utama artikel ilmiah. Karena itu, bagian ini biasanya merupakan
bagian terpanjang. Bagian ini menyajikan hasil analisis data yang dilaporkan
secara bersih. Untuk artikel hasil penelitian kuantitatif, proses analisis data
(seperti perhitungan statistik, tabel yang panjang, sampel yang berlebihan, dan
sebagainya) tidak perlu disajikan. Proses pengujian hipotesis pun tidak perlu
disajikan, termasuk pembandingan antara koefisien yang ditemukan dalam analisis
dengan koefisien dalam tabel statistik. Dengan perkataan lain, yang dimuat di
dalam artikel hanya hasil analisis dan hasil pengujian hipotesis. Hasil
analisis boleh disajikan dengan tabel atau grafik asalkan dalam bentuk yang
ringkas, jelas dan tidak mengganggu alur piker di dalam teks. Jika ke dalam
sajiak disertakan tabel dan/atau grafik untuk memperjelas sajian verbal,
keduanya harus diberi judul dengan komentar yang memadai walaupun komentar
tersebut tidak harus dilakukan per tabel atau grafik. Apabila hasil yang
disajikan cukup panjang, penyajian bisa dilakukan dengan memilah bagian ini
menjadi subbagian sesuai dengan penjabaran masalah penelitian. Sebaliknya,
apabila bagian ini pendek, semua sajian bisa berupa gabungan pembahasan. Untuk
artikel hasil penelitian kualitatif, bagian hasil memuat deskripsi, eksplanasi,
analisis, sintesis, diskusi, perbandingan dan sebagainya yang tersaji rinci
dalam bentuk subtopik yang masing-masing berkaitan langsung dengan fokus
penelitian.
g.
Bahasan
Bagian
ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan
bahasan: (1) memecahkan masalah penelitian atau menunjukkan pencapaian tujuan penelitian,
(2) menafsirkan temuan dan menarik inferensi berdasarkan temuan itu, (3)
mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah
mapan, dan (4) menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang saudah ada.
Untuk menunjukkan terjadinya pemecahan masalah atau pencapaian tujuan
penelitian, harus hasil penelitian disimpulkan secara eksplisit. Misalnya, jika
dinyatakan bahwa penelitian bertujuan mengetahui perbedaan penggunaan antara
satu strategi dan stgrategi lain dalam pembelajaran bahasa asing, dalam bagian
pembahasan perbedaan itu haruslah diuraikan secara rinci dengan bukti yang
memadai. Penafsiran terhadap temuan dilakukan dengan menggunakan logika dan
teori yang ada. Misalnya ditemukan adanya hubungan antara strategi pembelajaran
dan prestasi siswa, dapat ditafsirkan bahwa strategi dapat berpengaruh besar
terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Temuan diintegrasikan ke dalam
kumpulan pengetahuan yang sudah ada dengan jalan membandingkan temuan itu
dengan temuan penelitian sebelumnya, dengan teori yang sudah ada, atau dengan
kenyataan di lapangan. Pembandingan harus disertai rujukan yang sesuai. Jika
penelitian yang menjadi dasar penulisan artikel berupa telaah teori (penelitian
dasar), teori yang lama bisa dikonfirmasi atau ditolak, sebagian atau
seluruhnya. Penolakan teori harus disertai dengan modifikasi atau rumusan teori
baru. Untuk penelitian kualitatif, bagian ini dapat pula memuat gagasan
peneliti, kaitan antarkategori dan antardimensi, dan posisi temuan atau
penelitian terhadap temuan dan teori sebelumnya.
h. Simpulan
Simpulan menyajikan
ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil dan pembahasan.
Berdasarkan uraian pada kedua bagian itu, dikembangkan pokok pikiran yang
merupakan esensi dari uraian tersebut. Simpulan disajikan dalam bentuk
deskripsi verbal, dan bukan dalam bentuk angka. Simpulan dapat diikuti dengan
saran yang disusun berdasarkan simpulan. Saran bisa merujuk kepada tindakan
praktis, pengembangan teoritis, dan penelitian lanjutan. Simpulan dan saran
dapat pula disebut bagian penutup.
i.
Catatan Akhir.
Pada
dasarnya, catatan akhir dalam artikel ilmiah berupa keterangan tambahan yang
diberikan kepada istilah khusus, nama tokoh, nama lembaga, tahun tertentu,
simbol, dan sebagainya yang termuat di dalam artikel. Pencantuman catatan akhir
ini dilakukan dengan alasan bahwa walaupun dibutuhkan dan dianggap penting,
cacatan tambahan dapat dianggap mengganggu tampilan nas pokok jika disisipkan
ke dalamnya.
j.
Daftar Rujukan
Daftar rujukan
(references) harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikan dalam nas
artikel ilmiah. Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah
disebutkan dalam nas. Demikian pula semua rujukan yang disebutkan dalam nas
harus disajikan dalam daftar rujukan. Tata cara penulisan rujukan sudah kita pelajari dalam postingan sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar